Baru dan terbarukan
Idulfitri tahun 2023 kami sekeluarga berkesempatan untuk berlebaran di kota Solo. karena tidak setiap tahunnya kami sekeluarga dapat mudik ke Solo, maka kesempatan mudik ini juga kamimanfaatkan untuk berlibur ke kota Solo. salah satu tempat yang ada dalam checklist istri saya adalah mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Pada hari kedua lebaran menurut ketetapan pemerintah, setelah mengurus dan menghadiri acara keluarga besar. kami memutuskan untuk pergi ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. dikarenakan tolakan serta permintaan cancel dari ketiga pengemudi taxi online yang kami pesan, saya dan istri memutuskan untuk menggunakan Ojek online. Diperjalanan menuju masjid, tetapnya setelah lampu merah Proliman, lalu lintas mulai tersendat. pengemudi Ojek kami memutuskan untuk melewati gang sekitar yang hanya dapat dilalui motor.
Sesampainya dilokasi, kami dapat melihat pemandangan kumpulan manusia yang berada di depan pintu masuk serta halaman masjid. keadaan riuh ramai tersebut tidak mengurungkan niat istri saya untuk dapat masuk kedalam area masjid. saat kami masuk, kumpulan manusia yang berada didalam masjid tidak mengurangi keindahan masjid yang baru diresmikan pada bulan Februari 2023 lalu. pilar-pilar putih masjid yang belum genap setahun itu terlihat tegap berdiri.
Kemegahan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dapat terlihat dari kejauhan tidak hanya menarik warga kota Solo untuk datang berkunjung, juga menarik minat warga dari kota lainnya. bangunannya yang akbar, warna putih yang mendominasi serta detail ornamen didalam masjid membuat para pengunjung takjub. saya sendiri yang belum terlalu reigius dibuat terpukau oleh masjid tersebut. Anak saya yang umumnya setengah hati sambil menggerutu saat diminta foto berubah menjadi penurut bahkan request untuk difoto dengan beberapa pose.
Volume rombongan manusia dari penjuru daerah pun nampaknya tidak berhenti walau gelapnya awan hujan dan malam mulai datang. hal ini terasa dari sulitnya pengemudi ojek yang kami pesan untuk datang ketitik temu. kurang lebih lebih dari 15 menit kami harus menunggu datangnya driver ojek tersebut. namun perasaan puas dan bahagia terasa lebih berat saat melihat dan berkunjung ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.
Keesokan harinya, saat setelah waktu subuh berlalu dan matahari mulai nampak kepermukaan. saya pergi keluar penginapan untuk melihat kawasan sekitar penginapan. bermodalkan sepeda yang saya pinjam dari tempat penginapan saya. saya mulai menggoeskan pedal sepeda kesekitar kawasan Laweyan. beberapa hari sebelum tiba di kota Solo, saya sudah mengumpulkan beberapa informasi mengenai daerah Laweyan khususnya. Laweyan sebetulnya tak terlalu asing bagi saya pribadi, karena selama kurang lebih dua bulan saya magang di suatu perusahaan batik di Laweyan.
Bagi saya pribadi, suasana dan liku daerah perkampungan di Laweyan menarik untuk diperhatikan. kesan tua namun terus bersolek untuk berusaha mengikuti jaman terasa dalam tiap sudut rumah. hal ini saya rasa senada dengan kesan saya pada kota solo secara umum. saya terus mengayuh sepeda saya mengitari kampung ini, kampung dimana salah satu pergerakan islam modern di Indonesia lahir. Ditiap ruang jalan hingga gang di kampung batik ini membuat saya kagum.
Saya berhenti sejenak disebuah Masjid yang berada didepan sebuah jalan dan bersebrangan dengan kali yang cukup besar. masjid tersebut menarik perhatian saya dikarenakan, berbeda dengan masjid pada umumnya yang menggunakan nama surat dalam kitab suci atau diambil dari suatu kata berbahasa Arab. masjid ini bernama tempat masjid tersebut berada, yakni Laweyan. bila dilihat dari penampakannya masjid tersebut tidak menampakan bangunan yang megah atapun grande.
diluar penampilannya yang sederhana, Masjid Laweyan memiliki nilai historis yang sangat kaya. berdasarkan buku Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia :1999 Masjid Laweyan diyakni merupakan masjid tertetua di kota Solo. Masjid tersebut sudah berdiri sejak kerjaan Pajang atau sekitar tahun 1500 Masehi.
berdasarkan sumber tersebut, masjid yang didirikan oleh Ki Ageng Anis tersebut telah melalui berbagai macam perbaikan sehingga bentuk asli atau bentuk awal masjid tersebut telah hilang. namun demikian, Masjid Laweyan tetap menyimpan banyak nilai historis serta cerita bagi perkembangan Islam dan Masyarakat Kota Solo itu sendiri. Solo dan Laweyan akan selalu mengensankan untuk saya, baik lalu, saat ini dan esok.

.jpeg)
Comments
Post a Comment